"Di prodi kami" menunggu revisi sampai waktu yang lama ato hampir (sedikit) lama itu sudah hal biasa yang kami jalani selama ini.
Hanya "di prodi kami" (mungkin) yang punya semacam aturan tidak tertulis untuk sekadar menghadap minta tanda tangan sang ibu ketua.
Dan sudah 3X dalam setahun di angkatan kami, 1 ekorpun belum ada yang sudah menikmati euforia di auditorium kampus pada hari sabtu di awal bulan.
Bisa dibilang kami orang - orang yang mengerti demokrasi, tapi 70% kelulusan kami dari beliau - beliau bukan berasal dari faktor kami 20% dari keberuntungan hidup dan sisanya adalah usaha, itu "prodi kami."
Sepertinya mudah, tugas akhir kami hanya satu. Tapi ternyata jumlah lulusan kami setiap ada euforia itu hanya segelintir orang saja yang turut berpartisipasi dengan mssa kuliah yang relatif lama.
Dibandingkan tetangga sebelah kami yang punya lebih dari 1 tugas akhir, ternyata lulusan mereka bisa di bilang bedol desa.
-MGR Ayuningtyas-